Walau sudah akrab dengan keseharian kita, masih banyak orang yang belum paham seluk beluk Internet. Mulai dari sejarahnya, cara kerjanya, bagaimana perkembangannya, dan banyak lagi. Berikut ada 10 pertanyaan dasar mengenai dunia maya. Bagian 1 dari 10 tulisan.

1. APA DAN BAGAIMANA INTERNET ITU ?

Pengertian Internet

Internet adalah berbagai jaringan komputer di seluruh dunia yang saling terhubung tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web) yang menyelimuti bola dunia dan terdiri dari titik-titik (node) yang saling berhubungan.

Node bisa berupa komputer, jaringan lokal atau peralatan komunikasi / perangkat akses / interkoneksi jaringan, pusat informasi dan database. Garis penghubung antar simpul disebut backbone (tulang punggung) bisa berupa infrastruktur komunikasi terestrial (kabel, serat optik, microwave, radio link) maupun satelit.

Menurut Lani Sidharta (1996), walaupun secara fisik Internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum Internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi Internet adalah informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap. Bahkan Internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di Internet seperti bisnis, hiburan, olah raga, politik dsb.

Sejarah Internet

Dijelaskan oleh Drew Heywood (1996), bahwa sejarah Internet bermula pada akhir dekade 60-an saat United States Department of Defense (DoD) memerlukan standar baru komunikasi Internetwork. Standar yang mampu menghubungkan segala jenis komputer di DoD dengan komputer milik kontraktor militer, organisasi penelitian dan ilmiah di Universitas. Jaringan ini harus kuat, aman dan tahan kerusakan sehingga mampu beroperasi didalam kondisi minimum akibat bencana atau perang.

Tahun 1969 Advanced Research Project Agency (ARPA) dibentuk, tugasnya melakukan penelitian jaringan komputer mempergunakan teknologi packet switching. Jaringan pertama dibangun menghubungkan 4 tempat yaitu UCLA, UCSB, Utah dan SRI International. Tahun 1972 jaringan ini telah menghubungkan lebih dari 20 host dan disebut sebagai ARPANet. ARPANet kemudian menjadi backbone Internetworking institusi pendidikan, penelitian, industri dan kontraktor yang berkaitan dengan jaringan militer (MILNet).

Tahun 1986 ARPANet mulai dikomersialkan dengan mengisolasikan jaringan militer agar tidak terjadi kontaminasi kepentingan. National Science Foundation (NFS) kemudian membiayai pembongkaran backbone ARPANet menjadi backbone Internet komersial dan dikelola oleh Advanced Network Service (ANS). Namun jaringan ini memang hanya berada di Amerika tidak bersifat Internasional.

Menurut Andrew S. Tanenbaum (1996), andil besar dalam perwujudan Internet adalah tergabungnya berbagai jaringan regional dari luar Amerika terutama Eropa seperti SPAN (jaringan fisika energi tinggi), BITNET (jaringan mainframe IBM), EARN (jaringan akademis Eropa dan digunakan pula di Eropa Timur) dan ditambah dengan sejumlah link transatlantik yang beroperasi pada 64 Kbps – 2 Mbps pada tahun 1988.

Menurut Khoe Yao Tung (1997), jaringan pendukung Internet di seluruh dunia adalah Amerika didorong oleh NFS – ANSNet dan CO+RE (jaringan nirlaba terbatas) yang bekerjasama dengan Commercial Internet Exchange (CIX) serta Sprint (perusahaan telekomunikasi umum) dan tahun 1990. Pengesahaan RUU NREN (National Research and Education Network) oleh Kongres Amerika pada Desember 1991.

Ditambah 8 aliansi jaringan regional yang tergabung dalam The Corporation for Regional an Enterprise Networking (CoREN) yaitu BARRNet, CICNet, MIDNet, EARNet, NorthWestNet, MYSERNet, SURANet dan WestNet. CoREN bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi MCI.

Kanada dengan jaringan backbone nasional CA*Net Australian Academic and Research Network (AARNET) The Europe Backbone (EBONE) dan The European UNIX Network (EUNet) dan RIPE organisasi jaringan e-mail Eropa. Sedangkan Jepang memiliki Widely Integrated Distributed Environtment (WIDE), Today International Science Network (TISN), Japan Academic Interuniversity Network (JAIN) dan Japan UNIX Network (JUNET). Mereka bekerjasama dengan jaringan telekomunikasi komersial AT&T perwakilan Jepang yang disebut dengan SPIN.

Pelayanan lain yang bersifat internasional adalah InterCon International KK (IIKK) dan Internet Initiative Japan (IIJ) yang berasosiasi dengan WIDE untuk menyediakan jaringan Internet dikawasan Asia, termasuk jaringan penelitian dan pendidikan untuk kawasan Asia (disponsori oleh NEC, IIJ dan WIDE) yang disebut AI3 (Asia Internet Interconnection Initiative) yang mengembangkan teknologi satelit komunikasi Ku Band.

Belakangan muncul ABONE (Asia Backbone) yang didirikan oleh konsorsium negara-negara di Asia seperti Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia dan Hongkong. Interkoneksi dunia tersebut memakai jaringan serat optik antar benua berkapasitas + 45 Mbps, (T3 +), bahkan lebih besar lagi (OC12 155 Mbps) dan jaringan satelit telekomunikasi.

Fakta Statistik

Pada era 2000 perkembangan Internet dan jaringannya naik secara eksponensial. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, tingkat pertumbuhan Internet melebihi densitas teknologi telekomunikasi (telepon, radio dan TV). Lambat laun content (isi) dari Internet mengintegrasikan teknologi telepon (VOIP – Voice Over IP, telepon berbasis jaringan Internet) dan WebTV. Sehingga backbone dan teknologi Internet saat ini menjadi penting untuk dikembangkan karena dipandang sebagai masa depan telekomunikasi dunia.

Pengguna Internet melonjak dari sekitar 3 juta pada tahun 1994 menjadi 60 juta pada 1996, 100 juta pada 1998 dan pada 2005 akan mencapai 1 milyar, demikian menurut Houghton (1999). Meskipun sebagian besar (60 %) pengguna masih berasal dari Amerika, namun hingga 2005 diperkirakan akan tercapai keseimbangan mengingat gejala pertumbuhan di Eropa dan Asia yang lebih pesat. Menurut Yom (1996) tingkat pertumbuhan penggunanya 10 % per bulan sedangkan menurut Kotler (2000) internet traffic akan meningkat 2 kali lipat setiap 100 hari.

Dilihat dari komposisinya kalangan pendidikan masih tetap mendominasi hingga 60 %, hal ini dapat dimaklumi karena memang merekalah inisator dari Internet. Selanjutnya diikuti kalangan bisnis 20 %, pemerintahan 15 % dan sisanya pengguna personal, demikian menurut Yom (1996). Profil pengguna masih didominasi kaum pria 70 %, usia 20 – 40 tahun, pendidikan perguruan tinggi, pekerjaan akademisi, pendapatan mencapai USD 65 ribu dan mereka cenderung menggunakan Internet di kantor atau sekolah, demikian menurut Khoe Yao Tung (1996).

Dalam penelitian terbaru, profil ini belum banyak berubah, namun mereka kini cenderung berusia lebih muda, lebih berpendidikan, lebih banyak pria. Gaya hidupnya menonjolkan aktualisasi diri, berasal dari kalangan akademik atau profesional yang sangat berorientasi terhadap masalah teknis, Kotler ( 2000 ). Dalam masalah pendekatan pembelian dan respon terhadap aktivitas pemasaran mereka sangat aktif dalam mencari informasi, ingin memegang kendali proses pemasaran dan cenderung reaktif negatif terhadap pesan komersial yang hanya menekankan aspek penjualan, Kotler (1998). Ini menunjukkan perbedaan demografi, gaya hidup, pendekatan pembelian dan respon terhadap pemasaran dengan kehidupan sosial nyata, demikian menurut Hanson (2000).

Berdasarkan survei AC Nielsen di Indonesia pada Juni 1999 diketahui jumlah pengguna Internet telah mencapai 800 ribu orang dan oleh Priyatmo (Kompas 12 Maret 2000) diprediksikan tumbuh 20 % per tahun. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) memprediksikan angka 1,5 juta pada tahun 2000 dan 15 juta pada 2005. 25 % diantaranya merupakan pelanggan personal ISP sedang sisanya akan mengakses Internet dari WARNET atau Sekolah dan Kantor. Hal ini sesuai dengan kenyataan terjadinya booming bisnis WARNET sejak 1999.

CNRG ITB (1996) menunjukkan data pengguna Internet Indonesia agak berbeda dengan negara lain, 42 % didominasi pelaku bisnis dan hanya 30 % dari kalangan pendidikan, 20 % pemerintahan, 6 % riset dan 1 % LSM. Dari segi pemakaian Internet 32 % digunakan untuk keperluan pribadi, terutama sebagai sarana hiburan dan informasi, 43 % untuk kepentingan bisnis dan 25 % untuk keduanya, (Kompas 12 Maret 2000). Sebagian besar, 52 % akses Internet dilakukan di kantor, 26 % di WARNET, 19 % di Kampus, 13 % di rumah saudara, 11 % di rumah dan 1 % di perpustakaan, (Kontan 26 Maret 2000).

Di seluruh dunia pertumbuhan situs web mencapai 300 ribu per minggu. Semula jumlah seluruh situs web hanya sekitar 350 ribu pada 1996 kemudian mencapai puluhan juta pada 1999, Laudon dan Laudon (2000). Di Indonesia sendiri diperkirakan tingkat pertumbuhannya mencapai 30 – 50 situs baru setiap hari. Hal ini juga diperkuat dari data peningkatan permintaan pendaftaran domain .id sejak tahun 1997 yang dikelola oleh IDNIC.

foto:amadeo.blog.com