Pacar, suami, atau istri anda dicurigai selingkuh, atau anda hanya ingin sekedar memastikan kebenaran tersebut. Tentunya jika anda sedang mengalami hal di atas, anda pasti akan memastikan kecurigaan anda.
Apa yang harus dilakukan? Masih ingatkah serial film spionase James Bond 007? Yah anda dapat menjadi spionase seperti James Bond menggunakan teknik Social Engineering hal ini tidaklah sulit, jika anda dan dan orang yang akan anda mata-matai adalah pengguna teknologi informasi.
Apakah benar kita dapat memata-matai orang yang kita curigai dengan memanfaatkan teknologi informasi, lalu apa social engineering itu sendiri? Bagaimana kita mengaplikasikannya? Akan berdampak bagaimanakah kepada pada penggunaanya?
Social engineering adalah pemerolehan informasi atau maklumat rahasia dan sensitif dengan cara menipu pemilik informasi tersebut (Wikipedia.org). Pada dasarnya teknik ini memanfaatkan kelemahan sipengguna dalam hal ini manusia, karena saat ini secanggih apapun sistem komputasi tentunya masih membutuhkan campur tangan manusia. Social engineering juga merupakan salah satu cara yang digunakan hacker untuk mendapatkan informasi seputar kelemahan suatu sistem, tidak lain tujuannya adalah untuk mengambil alih suatu system. Telepon dan Internet merupakan media yang paling banyak dugunakan dalam teknik social engineering.
Facebook, YM, Twiter, email, dan Handphone adalah bentuk-bentuk dari teknologi informasi dan bukanlah hal asing lagi di jaman yang serba canggih seperti sekarang, malah bisa dibilang hal tersebut merupakan kebutuhan pokok. Terbesitkah dalam pikiran anda jika bentuk-bentuk aplikasi teknologi yang saya sebutkan dapat dijadikan media untuk melakukan social engineering ? mungkin saja, bisa saya asumsikan dengan contoh misal, tetangga anda berlangganan internet di salah satu provider interent. Anda mengetahui profile dan data diri tetangga anda, lalu anda berpura-pura menjadi salah satu costumer service provider internet tersebut, dengan cara menghubungi anda melalui telepon, tentunya dengan berbagai macam teknik dan pengetahuan seputar costumer service sudah anda kuasai. Nah jika tetangga anda terjebak dan percaya bahwa anda adalah costumer service yang asli, maka dengan mudah anda dapat menanyakan seputar authentikasi, paket langganan layanan internet tetangga anda, seperti no IP, username dan password. Jika ini berhasil dilakukan maka bersiaplah merasakan keuntungan yang akan didapat dari social engineering yang dilakukan anda, tagihan internet tetangga anada bisa saja membengkak karena anda juga dapat mengakses sumber daya tersebut. Keterangan d iatas sudah dapat dijadikan gambaran teknik social engineering dengan menggunkan telepon.
Dengan menggunakan teknologi internet kitapun dapat melakukan social engineering. Content social networking atau jejaring social seperti Facebook, YM, Twiter, dan email bisa dijadikan alat untuk melakukan social engineering. Misal anda mencurigai pacar anda itu adalah play boy atau play girl, dan anda ingin memastikan kebenaran tersebut. Sebelum itu, anda pasti harus mengenal sisi dunia para play boy dan play girl misal, pinter gombal, mudah bergaul, dll. Berbekal dari informasi diatas tentunya anda sudah mendapat point penting untuk memastikan kecurigaan anda. Facebook, Twiter, YM, email, merupakan alat pembuktian anda.
Anda dapat membuat akun baru dari konten social networking d iatas dan merubah nomor ponsel anda, buatlah dengan nama orang lain yang berbeda, misal nama asli anda Siska buatlah account tersebut dengan nama Linda tentunya ini tidak akan mengundang kecurigaan orang yang akan kita mata-matai, apalagi account tersebut anda sisipkan foto wanita cantik. Berhubunganlah dengan orang yang anda curigai gunakanlah account samaran tersebut, manfaatkan sifat-sifat playboy atau play girl untuk mengorek keterangan sebenyak-banyaknya. Handphone menjadi alternatif kedua, dalam hal ini orang yang anda curigai akan memastikan bahwa akunt anda valid, yaitu dia akan melihat profile account anda termasuk no handphone yang tercantum. Setelah orang yang anda curigai memastikan kebenaran acoount dan no handphone anda, dan dia meyakininya. biasanya orang yang anda curigai tak segan untuk menelpon dan sms, untuk sms tidak masalah, lalu jika dia menelepon anda ke nomor yang sudah anda ganti dan dan anda takut dia mengenali suara anda, ini sangat mudah, pada saat anda berbicara lapisi telepon anda dengan sapu tangan yang transparan lalu volume telepon anda bisa anda kecilkan atau anda naikan. Buatlah sesamar mungkin suara anda, cara ini banyak menjamin keberhasilan. Mintalah dia agar mau melakukan copy darat dengan anda. Nah setelah anda copy darat dengan dia anda bebas untuk melakukan apa saja termasuk memarahi pacar anda sendiri.
Dapat kita ambil hikmah kejadian di atas, bahwa penggunaan teknologi informasi dampaknya mengikuti apa yang dilakukan si pengguna itu sendiri. Maka selalu waspada dan berhati-hati, dunia teknologi informasi sama juga dengan dunia nyata, karena disitu kita bisa bersosialisasi, perbedaanya hanya, kita tidak dibatasi ruang dan waktu, jadilah diri anda sendiri dan buatlah citra positif. Penggunaan teknologi informasi yang sehat akan membawa dampak yang sehat pula untuk anda.
foto:nfosecurity.us
nama Lengkap :MuhammadRidwan Budiman
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Tempat,tanggal lahir :Cirebon, 6 Januari 1991
kewarganegaraan :Indonesia
Status :mahasiswa
Tinggi, berat badan :179 cm, 69 kg
kesehatan :Sangat baik
Agama :Islam
Alamat Lengkap :Jl. kayu Agung I No.C55 Buah Batu Bandung
telepon,HP : (022)7311987 , 02293955991
Email :budiman_l@rocketmail.com
Pendidikan
>> Formal
1998 - 2003 :SD Pelita, bandung
2003 - 2006 :Mts Al Furqon, tasikmalaya
2006 - 2009 :MA Islamic Boarding School Al Furqon, Singaparna
2009 - Sekarang : Manajement Informatika (D-3) AMIK Al Ma'soem,bandung
>>Non formal
2004 - 2007 :Kursus Pencak Silat TAPAK SUCI, tasikmalaya
2008 - 2009 :Kursus Streetball, bandung
kemampuan
Olahraga Basket Ball
kemampuan berbahasa Arab dan Inggris
Kemampuan Internet dan Program
Perangkat lunak dan keras
Bandung, 3 Mei 2010
Format TTD
Muhammad Ridwan budiman
Netsains.Com - Tidak menggunakan komputer anda untuk sementara waktu? Anda dapat menyumbangkan waktu idle komputer anda kepada riset biomedis lanjutan yang bertujuan untuk menemukan pengobatan untuk HIV, Parkinson, arthritis, dan kanker payudara.
Melalui proyek ‘Docking@Home’ Universitas Delaware, yang dipimpin oleh Michela Taufer, asisten profesor dalam bidang ilmu komputer, dan didukung oleh Yayasan Sains Nasional USA, lebih dari 6000 sukarelawan dari seluruh dunia telah menyumbangkan waktu idle komputer mereka untuk melakukan kalkulasi ilmiah yang akan membantu dalam rangka menciptakan pengobatan baru untuk melawan penyakit-penyakit tersebut.Sebelum obat baru dapat diproduksi untuk pengujian laboratorium, peneliti harus menciptakan model molekuler dan mensimulasi interaksi mereka untuk mengungkapkan kandidat bagi pengobatan efektif. Simulasi tersebut dinamai ‘docking’ , demikian penjelasan Taufer.
Kombinasi molekul dan orientasi situs pengikatan mereka adalah tak terhingga, sehingga melakukan simulasi kombinasi memerlukan daya komputasi yang besar, demikian catatan Taufer. Superkomputer sering memiliki waktu tunggu atau terlalu mahal untuk digunakan dalam waktu panjang. Maka, peneliti akhirnya meminta bantuan sukarelawan, untuk mendistribusikan ratusan ribu task komputasi kepada jumlah banyak komputer. HIV-1 protease bertugas memotong HIV seperti gunting. Jika ilmuwan dapat menginhibis efek ini, maka virus tersebut tidak dapat bereproduksi, kata Taufer.
‘ Pada dasarnya, protein tersebut mengalami kerusakan, dan kami ingin tahu bagaimana molekul kecil dapat memperbaiki perilaku tersebut’, kata dia. Jika molekul pengikatan, yaitu ligan, dijatuhkan pada protein, secara efektif melakukan ‘docking’, ia dapat mengaktifkan atau mendeaktifkan protein tersebut, dan komputer dapat mensimulasi interaksi ini. Saat ini, penelitian ini berada dalam tahap validasi, proses tersebut bertujuan untuk mempelajari obat baru. ‘ Kami mentransformasi proses alamiah menjadi langkah komputas, mengembangkan suatu algorithma’, demikian penjelasan dia.
Menyumbangkan waktu idle komputer untuk melakukan kalkulasi ilmiah hanya memerlukan beberapa langkah sederhana yang dijelaskan pada situs web proyek ( http://docking.cis.udel.edu/ ). Program open source yang gratis, bernama BOINC ( Berkeley Open Infrastructure for Network Computing ), dikembangkan oleh Universitas Kalifornia, dan ditautkan pada Server Docking di Universitas Delaware dalam rangka menjadi bagian dari jaringan. Siklus idle komputer akan diakses secara otomatis jika sistim tidak digunakan.
Software BOINC juga digunakan dalam program Komunitas Dunia Grid IBM, yang memfokuskan pada penyakit yang terjadi karena kesalahan pelipatan protein, dan SETI@HOME, yang mencari tanda kehidupan intelejen diluar Bumi. Bahkan, Kevin Kreiser, seorang mahasiswa Doktorat di grup Taufer, telah mengembangkan software untuk ExSciTech (suatu sistim komputasi sukarelawan untuk eksplorasi sains, teknologi, dan kesehatan) yang bisa membuat para sukarelawan menggunakan Nintendo Wii untuk keperluan Docking.
Diterjemahkan dari:
University of Delaware (2009, June 21). Computer Idle? Now You Can Donate Its Time To Find A Cure For Major Diseases.ScienceDaily. Diterima March 29, 2010, from http://www.sciencedaily.com/releases/2009/06/090616193351.htm
Sumber gambar:
http://www.cs.umd.edu/gvil/
An inflatable movie screen is an inflatable framework with an attached projection screen. Inflatable screens are used for outdoor movies, film festivals, drive-in theaters, sports, social and other events which require outdoor projection.
The frame is typically inflated with the use of a high pressure blower. The blower continues to operate, ensuring the screen remains fully inflated. There are other types of inflatable screens that do not require a permanent inflation as they are virtually airtight and stay inflated without electricity for several days.[1]
In comparison to traditional and heavy steel constructions[2], inflatable screens can be set up only a few hours before the movie is to start and are taken down immediately after the movie screening. This can be ideal for vulnerable environments like parks or botanical gardens[3] and inner city locations with traffic in the daytime.
Inflatable screens reach sizes of up to 135 ft or 40 metres.[4].
[edit] See also
[edit] References
Teknologi diatas ditemukan oleh Prof Masatoshi Ishikawa dan Dr Takashi Komuro dari Universitas Tokyo, Jepang. Sebenernya teknologi ini dinamakan vision-based input interface. Dari video di atas, hanya ditunjukkan 1 jari, tetapi sebenarnya sistem ini mampu mengenali 5 jari dan dapat digunakan untuk mengetik pada virtual keyboard, mengklik, zoom, bahkan membuat gambar.
Sebuah cara interaksi yang baru antara manusia dan komputer. Teknologi revolusioner airscreen ini memudahkan manusia untuk lebih mengekspresikan dirinya. Namun, sepertinya butuh waktu transisi untuk beradaptasi ke teknologi ini. Terlihat dari beberapa komentar di situs youtube.com yang banyak menyatakan kerepotan jika teknologi ini mereka gunakan dan masih bertanya-tanya keuntungan apa yang mereka dapatkan jika beralih dari touchscreen ke airscreen ini. Di sisi lain, komentar-komentar tersebut merupakan masukan yang membangun bagi para developer teknologi ini.
Nah, bagi para pembaca yang ingin menikmati kecanggihan teknologi ini, sepertinya harus sedikit bersabar karena teknologi airscreen ini masih pada tahap pengembangan sehingga belum ada di pasaran. Dan bagi para pembaca yang merasa iri atau terbakar semangatnya (karena kecanggihan bangsa lain), mari segera berkontribusi untuk negeri ini. Tidak perlu menemukan hal yang baru, tetapi dengan melengkapi atau memperbaharui teknologi yang sudah ada, sudah merupakan kontribusi yang besar bagi kehidupan manusia .
Semoga dapat memancing kreatifitas Anda.
R.O.H.A.N.: Blood Feud is a massively multiplayer online role-playing game (MMORPG). The game is a rich and expansive persistent online world, set on the continent of R.O.H.A.N.: Blood Feud. The land is full of quests to embark upon, from simple to glorious. Friends and enemies will be made and lost, spectacular battles will be fought, and an abundance of unique game features will keep players on the edge of their gaming seats. There are many features of the game that set it apart from more traditional MMORPGs, including:
- REVENGE: Players who have been slain in-game by another will have their killers automatically recorded on their "Hit List". Once resurrected, the slain can teleport to their killers for a chance at revenge.
- TOWNSHIP BATTLES: In-game groups - called 'guilds' - have the opportunity to rule each town within R.O.H.A.N.: Blood Feud. Other guilds may wage civil war with the ruling guild, with the chance to gain control of their own. In addition to treasure & riches, the right to tax all commercial exchanges within the town for one week goes to the winner.
- BUY & SELL SAFELY: There are several ways in which players can buy and sell goods within the game, including a website specially designed for player-to-player transactions.
Omen of Great Chaos - The Main God Disappears.
Ohn, having created the world, entrusted it to the five lower gods who created races respectively and allowed them to thrive. The first five races to be created--Humans, Giants, Elves, Halflings, and Dark Elves--developed land conferred upon them by the gods with the knowledge and skills acquired from the divinities. Ohn created dragons to station at the borders of each territory, and prevented cultures from blending with each race maintaining autonomous cultures.
Soon thereafter, a serious incident unfolded in the Human kingdom. KrauteDel Lagos usurped the throne upon assassinating the reigning king, his reprobate older brother. Kraute's 13-year reign drew to a close after the late son ousted him with a military subversion.
The prophet Haillok, an assistant to Kraute, left Human territory with a number of Humans, and headed to Bahran Island in northern Rohan Continent. They were the forefathers of the Dhan race.
Thereafter, peace ensued for a time. All races erected countries and constructed capitals perpetuating growth. In the Human kingdom, the Paladin system was institutionalized rooted in devout faith, and Giants cultivated warriors to protect their motherland from harsh nature. Elves trained in magic healing and spearheaded cultural development, and Halflings opened the path to cohabitation by living among animals. Dark Elves maximized magic power as a means of self-defense. Perfecting such autonomous cultures respectively, each race would ostensibly exist in quietude.
One Privy to the Truth - Turns Sword at the Gods.
With the dragons gone from obstructing territorial borders, the Human kingdom led an exploration and investigation of foreign territories. Human envoys visited the capital of every race, and interracial diplomacy with Humans as principals was launched. In the interim, Dekans, having settled in Bahran island and amassed power, encountered Dhans who'd settled in the island earlier. Upon the unanticipated encounter, the two races clashed escalating to all-out war terminating with an armistice only after a decade of profound destruction.
Having realized main god Ohn cannot be resurrected by merely obliterate the dragons, the five lower gods decide to annihilate all races on the continent and implement their intent. While countless animals and plants metamorphosed into monsters, fairies and a number of races, acting on the gods' orders, began to wage attack on the major continental races. Even in the midst of such turmoil interracial diplomacy continued and between Humans and Elves, two races who grew relatively close, the mixed-race Half Elves were born. Half Elves, who were looked askance at by both Humans and Elves ultimately were unable to dwell in either country. Instead, they sought a quiet refuge by constructing an independent village located between the two nations. Harboring profound animosity against both Humans and Elves, they cultivated their power with an independent character not relying on anyone.
In the meantime, paladins standing guard at Gratt Fortress, built to deter attacks, had a chance to encounter Roha, the god of the Human race. Having learned the intent of the gods to annihilate all races, paladins pleaded to Roha to retract the decision, but were possessed by Roha instead. Edwin, a paladin able to resist possession, roamed the continent, assembled colleagues and mounted resistance against the gods to no avail.
Jealousy and Wrath - Darkness Shrouds the Continent
Their failure, unforgotten, began to propagate among the masses along with the truth. The rumor reached far and wide by way of hushed whispers. The gods have abandoned the world. The gods have turned their backs on all races. The gods are trying to obliterate life as we know it. Fear grew pervasive and ultimately, suspicion and wrath latent in the hearts of all organisms surfaced throwing the world into deeper turmoil.Beholding the world growing increasingly murky, Elf Queen Sila Mayor Regenon dispatched urgent messengers to all races to propose a round of peace talks.However, only Humans and Halflings appeared at the roundtable."
Dark Elves, vexed by the passive and weak temperament of the Elves, and Giants, chafed by preeminent Human prowess, brokered a clandestine alliance to drive Humans and Elves out of the continent. With only three nations, Elves, Humans and Halflings having entered into peace accords, the Giants' premier extends a hand to Half Elves who've been maintaining a neutral stance. In the interim, Dhans and Dekans, on standby upon declaring a truce, kept each other in check while observing continental maneuvers. But with the continental atmosphere escalating to impending warfare, and monsters emerging on Bahran Island, the two races were forced into cooperation.
With time passing, the world grew bogged deeper in a murky inferno, and all races unwittingly engaged in strife against all other races.To those who have not abandoned hope on the gods, those prepared to fight albeit waiting for a change of heart on the gods' end, and to the ones willing to fight as long as survival was ensured, the advent of an era of misery and darkness was dawning.
The era of yearning for fertile earth and prosperous life in the name of divinity has passed and the last inheritance of the earth ensconced in the abandoned land emerges from all corners. Now, it is time to till the earth with our own hands and wield tools to realize prosperity. Gathering Ohn’s blessings, we retaliate against the rage of the lower gods!
When the five lower gods, created by central god Ohn, spawned their own respective races, Ohn learned the appearance of those creatures were less than perfect, unlike his creations. Humans would vanish into thin air if the balance of the five powers conferred upon the five lower gods were upset. Ohn, deeming human life pitiable, extended his hands to land’s end and newly created grass, trees and rocks. Replicas of primordial nature, human effort could transform them into sturdy and utilitarian tools to enrich human life.
While most lower gods were moved by Ohn’s gesture to fill the fissures of imperfection lurking in the fibers of their creations, Roha, God of the Sun, demurred alleging the marriage of human intellect and Ohn’s gift is sufficient to pose material threat to the lower gods and argued that the natural resources must be usurped albeit to no avail. Abundant natural resources created by Ohn ultimately sowed the seeds for rapid continental growth, and mortal races waxed sufficiently powerful to present a threat to divine decisions.
Upon central god Ohn’s demise being torn asunder, Sun God Roha, the highest ranked of the lower gods, ordered Silva, Goddess of the Wind, to perpetuate decay of natural resources potentially threatening to the lower gods, and commanded Gail, God of the Land, to render the earth barren. However, as Silva grew increasingly depleted of her powers, concealed natural resources began to resurface one by one in all corners of the continent. As the shrewd races of R.O.H.A.N.: Blood Feud detected the resurgence, collection and production techniques, having fallen latent for more than a century, were being roused from darkness. Now what utilitarian form the earth’s inheritance will assume and impale the lower gods hinges on human acumen.
Beberapa di antara kita yang tidak merokok mungkin merasa tidak nyaman jika di sekitar kita ada orang yang merokok. Berbagai penelitian pun membuktikan jika para perokok pasif ini lebih berisiko tinggi terhadap penyakit dibandingkan para perokok aktif .
Kita sebagai perokok pasif pasti geram dengan hal ini. Gak ikut makan nangka kok kena getahnya. Sebagai perokok aktif pun beberapa mulai ada yang menyadari bahwa merokok tidak sehat dan ingin mengurangi atau berhenti sama sekali, namun dalam pelaksanaannya sulit sekali. Sebuah proses belajar akan perilaku merokok yang mendapat penguatan positif dari lingkungan dan tubuh, membuat perilaku merokok ini bertahan.
Awalnya mungkin mencoba, karena menghindari penguatan negatif seperti ejekan teman atau tidak diterima dalam kelompok tertentu. Ditambah lagi adanya penguat positif, seperti pujian teman jika merokok, atau mendapatkan kenikmatan dari menghisap rokok. Penguatan positif yang terus menerus, membuat perilaku merokok bertahan dan menetap, hingga sulit untuk dihentikan.
Beberapa alternatif cara dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku merokok atau menghentikannya, seperti permen mint, hipnoterapi, terapi pengganti nikotif, hingga proses pembelajaran ulang yang dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah modifikasi perilaku. Prinsip utama dari teknik modifikasi perilaku ini adalah proses pembelajaran ulang tentang perilaku merokok. Jika semula merokok mendapatkan penguatan positif berupa kenikmatan, maka kali ini akan dikondisikan ulang dengan penguatan negatif agar perilaku merokok ini berkurang atau berhenti.
Beberapa teknik modifikasi perilaku dapat digunakan, termasuk memberikan hadiah untuk sebatang rokok yang tidak jadi dihisap dan sebaliknya memberikan hukuman untuk perilaku merokok. Terapis menjadwalkan dan membuat target perubahan perilaku, hingga perilaku merokok berkurang. Semula sehari berkurang 1 batang, esoknya 2 batang, hingga terus sesuai dengan target yang diharapkan.
Tidak membeli rokok dalam jumlah besar (misalnya satu atau dua pack) sehari, dapat juga digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi merokok. Belilah sebatang setiap kali akan merokok. Misalnya kita biasa merokok tiap kali selesai makan, maka dengan membeli sebatang tiap kali akan merokok memiliki banyak resiko untuk gagal membeli, seperti tiba-tiba hujan, males, capek, toko tutup, atau hal lain yang akhirnya membuat kita susah untuk mendapatkan rokok.
Sudah pernah mencoba upaya di atas tetapi masih saja gagal? Maka kita dapat mengkombinasi antara teknik modifikasi perilaku dengan akupunktur. Teknik modifikasi perilaku berfungsi untuk mengkondisikan ulang perilaku, akupunktur membuat seseorang kehilangan penguat positif dari rokok. Sama dengan prinsip diet menggunakan media akupunktur, yakni menstimulasi titik-titik yang dapat menurunkan nafsu makan dan minum, disini distimulasi titik yang menimbulkan rasa nikmat dari rokok hilang. Ermanadji (2010), biasa menggunakan titik Ti Me (TianMexue; EX HN 5, dalam Alamsyah, 2000) untuk menghilangkan rasa nikmat dari rokok. Sudah terbiasa merokok, tiba-tiba berhenti maka ada rasa tidak enak, gelisah, rasa tidak nyaman di tenggorokan, maka dapat ditambahkan beberapa titik akupunktur tambahan untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa titik yang dapat disarankan Alamsyah (2009), antara lain: Tien Tu (RN, 22), San Yin Ciao (SP, 6), Yung Cuen (KI, 1), dan Sen Men (HT, 7). Semoga bermanfaat.
Referensi :
Alamsyah, I. (2009). Cara Lebih Mudah Menentukan Titik Terapi Acupoint. Jakarta: By Isa.
Ermanadji, B. (2010). Disampaikan dalam materi kuliah akupunktur. Malang: Sekolah Akupunktur Pengobatan “MANDIRI”.