Netsains.Com - Pertanyaan mendasar ke-4 dari 10 pertanyaan tentang dunia maya adalah:

4. APAKAH PORTAL, E-COMMERCE DAN SEMUA ISTILAH ‘E’ LAINNYA ?

Portal

Portal adalah web site yang menjadi pintu gerbang, starting point bagi pengunjung untuk memulai aktivitasnya di Internet. Portal yang bersifat horizontal menyediakan berbagai informasi dan layanan umum. Sedangkan portal vertical menyediakan informasi dan layanan yang spesifik untk bidang tertentu saja, sehingga bisa bersifat personal bagi pengunjungnya.

Layanan umum yang tersedia biasanya adalah search engine, berita, pooling, berbagai macam rubrik dan fasilitas seperti SMS serta chat room. Yang bersifat personal bisa berupa personal diary dan calender, account e-mail bahkan personal web. Portal vertical bahkan bisa bersifat eksklusif dan hanya menampilkan informasi yang dikehendaki komunitasnya. Misalnya portal yang bersifat religius seperti scientology, namun bisa saja sebaliknya bersifat terbuka meskipun membahas hal spesifik seperti toko buku amazon.

Kelengkapan fasilitas Portal mampu menciptakan ketergantungan bagi pengunjung agar secara reguler datang ke web site tersebut. Lambat laun mereka akan tertarik untuk menjadi member dan menjadikan portal tersebut halaman pertama setiap kali membuka Internet browsernya. Portal dibangun sebagai one stop services bagi pengunjung. Sehingga orang menjadi betah menelusuri isinya karena semua yang dibutuhkan ada di sana tidak perlu menjelajah ke tempat lain. Pada titik ini, pengunjung ini boleh dibilang telah masuk ke dalam komunitas portal tersebut.

Tujuan utama sebuah portal adalah membangun komunitas dengan cara mengikat pengunjung secara sukarela ke dalam berbagai layanan yang disediakannya. Apabila densitas komunitas sudah cukup tinggi, pengelola portal memiliki metode pendataan secara statistik sehingga mereka dapat mengetahui profil pengunjung dan membaginya dalam berbagai kelompok. Mereka juga akan membuat prediksi berdasarkan berbagai pola kunjungan sehingga mengetahui dengan pasti layanan apa yang paling diminati.

Dengan komunitas dan data statistik yang dimilikinya tersebut, pengelola portal kemudian dapat menjual space web site dan layanan yang dimilikinya kepada para pemasar berbagai produk yang sesuai dengan komunitas portal tersebut. Tidak jarang, portal didirikan oleh suatu konsorsium bisnis yang memang memiliki minat untuk melakukan pemasaran melalui web site. Suatu portal bisa menjadi tempat perdagangan, semacam trading house.

E-Commerce

Secara sederhana, E-Commerce adalah semua kegiatan bisnis dan perdagangan di Internet. Mulai yang sekedar bersifat informatif misalnya situs resmi perusahaan, pelayanan konsumen, riset pasar, sampai yang bersifat perdagangan secara riil. Perdagangan ini bisa secara retail (eceran) yaitu kegiatan perdagangan langsung antara produsen dan konsumen, ini disebut sebagai B to C (Business to Consumer). Kemudian antara produsen dengan produsen (B to B) dan konsumen dengan sesama konsumen (C to C) maupun konsumen kepada produsen (C to B).

E-commerce sebenarnya terdorong oleh pesatnya pertumbuhan populasi Internet itu sendiri. Kemudian ditentukan pula oleh sejumlah trend ekonomi global yang memang cenderung merubah gaya hidup manusia, cara pandang terhadap informasi dan pergeseran paradigma dan budaya bisnis itu sendiri. Di era ini pasar konvensional mulai ditinggalkan dan makin bergeser ke virtual market place yang pertumbuhannya jauh lebih besar. Memang tingkat pertumbuhan bisnis dan pemakai Internet sangat luar biasa, melebihi penetrasi teknologi telekomunikasi lain seperti telepon, TV dan radio. Apalagi ini terjadi hanya dalam beberapa tahun saja, kurang dari satu dekade.

Aktifitas E-Commerce atau E-Business ini sebenarnya ditujukan untuk, pertama, menyempurnakan efisiensi transaksi atau layanan sehingga mereka bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan kinerja yang lebih baik. Kedua untuk mendapatkan keuntungan materi atau pendapatan misalnya dari yang bersifat kovensional seperti penjualan, iklan, komisi trading, lelang maupun perdagangan saham dan valuta asing hingga transaksi investasi, tender atau e-procurement termasuk “head hunting” (lowongan kerja).

E-Commerce dan Bubble Economy

Liberalisasi ekonomi bila digabungkan dengan Internet ternyata mampu menciptakan trend baru di dalam bisnis. Bahkan di Internet, akumulasi tingkat kunjungan (hit rate) dan suatu ide e-bisnis bisa didaftarkan ke bursa saham untuk mendapatkan gain dan investor. Banyak portal dibuka dengan konsep yang ambisius, investasi fantastis serta pemasaran yang intens, tujuannya adalah publisitas agar dapat segera menciptakan sejumlah komunitas dalam tingkat tertentu. Bila ini tercapai mereka segera menjualnya ke bursa saham. Ketika gain telah diperoleh mereka segera menjualnya ke investor lain.

Sehingga bisnis ini menjadi ajang perjudian jangka pendek dan dijuluki orang dengan Bubble Economy. Ciri khas yang sangat penting adalah kebanyakan portal dan kegiatan e-bisnis bubble adalah mereka tidak pernah memiliki core bisnis atau trading yang riil, secara konvensional alias tanpa core dan market yang jelas. Kalaupun ada nilainya tidak terlalu signifikan bila dibandingkan dengan apa yang mereka pertaruhkan dan publikasikan di lantai bursa.

Kebanyakan bisnis riil yang dilakukan ditujukan untuk publisitas dan menarik minat untuk mempercepat pertumbuhan komunitas belaka, nilai transaksinya sendiri kecil. Oleh karena itu banyak sekali usaha jenis MLM yang terjun ke dunia bubble ini.

Satu fakta yang sangat penting adalah, bisnis bubble ini dengan cepat terlihat makin sulit dipertahankan. Terutama apabila fokus marketnya tidak terlalu jelas. Apalagi sejumlah pemain saham IT besar bertumbangan di lantai bursa IT dunia NASDAQ. Di Indonesia sendiri bisnis portal yang bersifat bubble sebenarnya tidak terlalu populer karena bisnis di bursa saham masih sedikit peminatnya. Sistem bursanya sendiri juga kurang mendukung sehingga kebanyakan saham IT masih dijual di bursa saham luar negeri.

Justru di Indonesia yang memiliki prospek cerah adalah portal vertical yang bersifat trading dan retail. Penjualan on line memang tumbuh cukup besar di Indonesia, terutama barang bekas dan produk elektronik serta asesorisnya. Pangsanya masih didominasi pasar domestik, namun untuk sejumlah produk unggulan tertentu sudah banyak yang ekspor seperti furniture, handycraft dan layanan pariwisata. Seiring dengan semangat OTODA, ada kecenderungan pemerintah daerah untuk membuka portal yang menampilkan potensi daerah dan produk unggulan serta mencoba mengelolanya sebagai trading house.

Portal horizontal yang cukup berhasil adalah yang banyak menawarkan news, opini dan hiburan. Beberapa diantaranya telah diakuisisi perusahaan yang mencoba masuk ke bursa saham. Namun secara umum gairah usaha di bidang portal horizontal menunjukkan trend yang menurun, terutama setelah sejumlah pemain besar yang mencoba menggabungkan dengan bisnis ISP broadband ternyata tidak mampu menciptakan peluang. Penilaian sementara lebih disebabkan oleh kelesuan ekonomi nasional yang berkepanjangan.

Istilah E-lainnya

Selain E-Business dan E-Commerce, masih banyak istilah lainnya. Salah satunya adalah E-Education dan E-Government. Internet sendiri sebenarnya memang dipelopori oleh kedua bidang tersebut, terutama di Amerika. Pada saat ini E-Education bahkan telah berkembang pesat dengan menonjolkan Distance Learning (kelas belajar jarak jauh). Metode ini tentu saja sangat efisien dan murah dibandingkan kelas reguler.

Teknologi multimedia di Internet sangat berperan dalam hal ini, karena dengan audio video streaming, tele conference, VOIP, IRC, Interactive Web dan berbagai kombinasi lainnya menjadikan Distance Learning dimungkinkan berjalan secara real time. Nyaris tidak ada bedanya dengan kegiatan reguler, karena pada saat yang sama siswa dapat melakukan tanya jawab dengan nara sumber dan dilanjutkan melalui forum diskusi on line maupun melalui mailing list (e-mail). Materi dan rekaman kegiatan bisa didownload serta dikaji ulang secara off line.

Dari segi administrasi para siswa dapat memperoleh layanan yang efisien dari penyelenggara pendidikan karena mulai dari pendaftaran, pembayaran, perencanaan studi dan konsultasi dilakukan secara on line tanpa birokrasi dan antrian yang menjemukan. Bahkan hasil rekapitulasi kegiatan akademik termasuk nilai dan tugas bisa diselesaikan cukup dengan mengakses web.

Bahkan masyarakat bisnis juga memanfaatkan kecenderungan ini untuk melakukan pendidikan atau kursus secara on line bagi para karyawan atau untuk melakukan ujian dan sertifikasi. Dua sertifikasi komersial Internasional yang sangat populer dan banyak diselenggarakan secara on line adalah CCNA dari Cisco dan MCSE dari Microsoft.

Dengan cara demikian banyak orang dari seluruh dunia dapat mengikuti proses belajar dan bahkan sampai ujian cukup melalui terminal yang terhubung ke Internet dari mana saja. Kini di Indonesia berbagai simulasi try out misalnya UMPT yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dan bimbingan belajar juga dilakukan secara on line di Internet. Dan hasilnya bisa diperoleh secara real time saat itu juga.

Kelebihan E-Education lainnya adalah bergabungnya berbagai pusat penelitian dan perpustakaan dari seluruh dunia. Dengan fasilitas ini, berbagai jurnal, laporan penelitian, koleksi buku dan makalah bisa diperoleh dan saling dipertukarkan secara bebas. Media ini dengan sendirinya menjadi tempat baru bagi sumber informasi data dan kajian ilmiah.

Bidang lainnya yang kini juga semakin didorong untuk masuk ke dunia on line di Internet adalah pelayanan publik, dalam hal ini adalah E-Government. Di sejumlah negara kecenderungan ini sangat terasa dan bahkan menjadi obsesi dan prestise. Sebagai contoh adalah Singapura, memiliki sistem yang sangat terstruktur untuk menampilkan hampir semua layanan publiknya ke Internet. Mulai dari perpajakan, prosedur impor, perijinan hingga paten. Dan memang terbukti fasilitas ini mampu meningkatkan kepuasan publik, investor dan dunia bisnis karena mereka mendapatkan layanan 24 jam yang sangat mudah dioperasionalkan tanpa birokrasi yang seringkali membuat frustasi.

Malaysia juga memiliki program serupa yang lebih ambisius karena mereka menampung seluruh potensi dan aktivitas dunia TI termasuk industri dan infrastrukturnya ke dalam suatu lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah layanan publik pemerintahan, kesehatan sampai pendidikan. Impian ini lebih merupakan upaya untuk meng-E-kan seluruh kehidupan Malaysia.

Di Indonesia berbagai konsep serupa juga dilakukan, namun sejak krisis ekonomi terjadi, program tersebut menjadi macet karena semuanya bergantung pada bantuan asing. Pemerintah sebenarnya tidak punya suatu konsep yang jelas dan terkesan kurang peduli.

Pembahasan berbagai konsep telematika berkaitan dengan ICT (Internet Computer and Telecommunication) untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan daerah rural baru mulai menonjol beberapa saat terakhir, bahkan sampai dilahirkan kementrian khusus KomInfo. Namun motifnya masih tetap serupa, gairah ini muncul karena adanya tawaran bantuan asing. Ini sangat berbeda dengan negara ASEAN lain yang memang mengembangkan Telematika (IT) dengan serius dan mandiri bukan sebagai proyek prestise untuk menghabiskan dana asing.

foto: jewishnetworkingalliance.com